Minggu, 09 April 2017

Belajar dari Rhoma Irama dan Ridho Rhoma


Baru-baru ini publik dikejutkan dengan berita penangkapan Ridho Rhoma putra dari Rhoma Irama dengan dugaan penyalahgunaan Narkotika.  Artis tertangkap tangan Narkoba bukan berita aneh dan surprise tapi jadi surprise dan rame jika artis itu seorang anak Rhoma Irama yang notabene seorang musisi kawakan yang mendunia yang juga berda'wah lewat lagu-lagu islami yang inspiratif.

Komentar pun berhamburan ada yang berempati, ada pula yang nyinyir " anak Rhoma Irama kok kena narkoba?? Pencipta lagu "Mirasantika" anaknya sendiri yang konsumsi...hmmm komentar ini sama seperti anak Dokter kok sakit? Atau anak psikolog kok nakal, anak ustad kok bandel???

Ok, tahan dulu komentarnya, kita harus membedakan mana ustad mana anaknya, mana dokter mana anak/ keluarganya pun begitu profesi lainnya , jangankan anak, dokternya aja bisa sakit kan?. Memang betul bahwa prilaku anak tidak jauh dari orang tuanya dan setiap orang tua punya kewajiban untuk mendidik anak dan keluarganya seperti dalam surah At Tahrim, 66:6; "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu..."

Sebelum kita komentar ada hal yang harus dingat :

1. Tidak semua anak biologis menjadi anak ideologis orang tuanya

Tugas orang tua adalah memberikan hak kepada anaknya seperti :
* memilihkan ibu yang baik untuknya
* memberi nama yang baik 
*dan mengajarkan Al Quran dan agama. 
 Tapi bila hak tersebut sudah ditunaikan namun anak memilih untuk mengambil  jalan lain apakah semua kesalahan patut di alamatkan ke orang tuanya?

Kita sebagai orang luar tidak tepat sibuk menilai,  menvonis, suudzan dengan orang lain sambil komentar " mending gue deh yang  jarang-jarang sholat tapi anak gue bener semua, ga ngerokok, ga narkoba dll. Upps!! Hati-hati jangan-jangan itu Istidraj dari Allah, diberikan kemudahan urusan , keluasan rezeki padahal lalai dengan perintah Allah.

Mengapa anak bisa memilih jalan yang berbeda dari Orang tuanya?  padahal sudah dididik agama? Hal ini sangat mungkin terjadi  karena salah dalam memilih pergaulan. Ridho Rhoma adalah sosok anak yang baik, tidak merokok tapi karena pergaulan membuatnya berkenalan dengan Narkoba.

2. Takdir Allah

"Katakanlah (Muhammad) tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman",At Taubah,9:51.

Sudah fitrah manusia senang pada yang mudah, serasi, cocok, pas... Kalo ustad yaa anaknya sholeh, anak dokter harus sehat, anak guru harus pinter dll.
Coba kita bayangkan jika dalam hidup ini semua lakon dan peran  sesuai dengan "rumus manusia" betapa hidup ini mudah ditebak, dijalani, diprediksi tapi pada kenyataannya hidup ini berjalan dengan "rumus Allah"/ kehendakNya. Karena itulah ketika Allah mengutus para Rosulnya ada anak nabi yang durhaka ( nabi Nuh As), ada istri nabi yang durhaka( nabi Luth As),  ada anak nabi yg benci bahkan membunuh saudara kandungnya ( nabi Adam As dan nabi Yakub As), dll.

Untuk apa Allah SWT memberikan kisah para nabi yang seperti itu?, karena itulah dinamika kehidupan, Allah SWT yang  maha segalanya telah mengatur demikian seimbang kehidupan ini sehingga ada Wala' dan Baro' dalam kehidupan kita. 

Wala' adalah dekat, mencintai apa yang Allah cintai dan perintahkan dan Baro' adalah menjauhi ,membenci apa yang Allah larang. Dalam hal ini termasuk kita mencintai orang yang melakukan ketaatan (mu'min) dan membenci prilaku maksiat/kemungkaran bukan orangnya/pelakunya.

Maka bagi yang saat ini hidupnya sesuai dengan "rumus manusia" berbahagialah dan bersyukurlah, namun harus terus diingat bahwa kesenangan pun ujian, Allah ingin melihat apakah kita takabur/ujub dengan segala yang ada dan menganggap itu hasil usaha kita seperti harta kekayaan, anak yg sholeh/ah dll. Ingat, sombong adalah pakaian Allah yang tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan walau sebesar dzarah.

Bagi yang hidupnya belum sesuai dengan "rumus manusia" bersabarlah dengan ujian keburukan karena Allah pun akan melihat apakah kita terus berikhtiar dan meminta pertolongan dijalan Allah atau sebaliknya kita tidak menerima, menyalahkan Allah dan memohon kepada selain-Nya. Naudzubillahimindzalik.

Dalam hadits Qudsi disebutkan: " siapa saja yang tak rela terhadap ketetapanKu dan tidak bersyukur terhadap nikmat-nikmatKu maka carilah olehmu tuhan selain Aku".

Musibah adalah tanda cinta Allah sebagai penghapus dosa dan "warning" agar kita introspeksi diri aturan Allah mana yang kita langgar. Dapat musibah tidak ikhlas maka rugi 2 kali:
* musibah tetap menimpa kita
* Berdosa karena menolak ketetapan Allah.

Kita belajar dari bang Haji Rhoma Irama, musibah yang menimpa anaknya memang membuatnya sempat menitikan airmata tapi beliau berusaha menerima takdir Allah bahkan membuatnya  bersama Soneta makin semangat untuk terus menyuarakan anti Narkoba bekerjasama dengan BNN agar tidak ada korban- korban berikutnya.Mantappp!!

Akhirnya, jika kita tertimpa musibah maka katakanlah" Allah sedang menghapus dosa-dosaku" , tapi jika orang lain yang terkena  musibah katakanlah " Allah hendak mengangkat derajatnya" , jangan dibalik yaa. 
Wallahu Alam bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar